Selasa, 13 September 2011

Jaga 'Agamamu' Baik-baik...!


Temu kangen dan jumpa sanak saudara, bisa dilakukan siapa, kapanpun dan di mana saja, tergantung niat dan rencana. Saat jumpa, jabat tangan, peluk cium, bahkan tercurah derai air mata bisa mewarnai perjumpaan itu.

Kerinduan yang lama terpendam serasa terbebaskan. Saling bagi ceritra, canda tawa ria dengan selingan ceritra yang lucu, bisa membuat suasana jumpa kangen sanak saudara akan semakin asyik.



Sebagaimana jumpa kangen antara saudara-saudara sekolega berikut ini. Berawal dari rencana kunjungan pastoral seorang bapak Uskup di sebuah paroki. Di sana, bapak Uskup berjumpa dengan Pastor Kepala Paroki dan beberapa pastor lainnya.

Saat jumpa, cium tangan bapak Uskup dan jabat tangan di antara mereka sudah jadi sapaan tradisi persaudaraan. Senda gurau, tawa ria saat rekreasi di pendopo pastoran juga menunjukkan, betapa rindu jumpa sama saudara seperti terobati.

Seperti pada malam pertama kunjungan, ada rekreasi bersama. Bapak Uskup juga ikut rekreasi. Di tengah asyiknya berekreasi, ada seorang pastor sempat berceritra lucu kepada rekan-rekan pastor yang lain. Dan bapak Uskup pun ikut mendengarnya.

Ceritranya bermula dari suatu acara pernikahan. Katanya, ada dua orang tokoh umat hadir juga dalam acara itu. Yang satu sebagai Pastor dan yang satunya lagi, Uztad.

Kedua tokoh umat ini sering diundang hadir dalam berbagai kegiatan keagamaan dan pemerintahan. Terkadang didaulat juga untuk bawakan satu acara dalam kegiatan itu. Entah itu, Pastor atau Uztad. Keduanya bertemu di tempat pernikahan dan duduk berdampingan.

Sesaat kemudian, panitia umumkan menu hidangan bagi para tamu undangan. Deretan meja hidangan bagian kanan, khusus undangan yang tidak makan daging babi. Sedangkan bagian kiri, bagi yang tidak haram.

Sambil menikmati acara, bapak Pastor bertanya kepada bapak Uztad, 'mengapa bapak tidak makan daging babi? Itu loh, dagingnya enak! Jawab bapak Uztad: 'itu larangan agamaku'..!

Dengan tidak habis akal, bapak Uztad pun balik bertanya kepada bapak Pastor, 'mengapa bapak juga tidak  kawin?' Itu loh, dagingnya lebih ueenak...! Jawab bapak Pastor: 'Itu juga larangan agamaku'...!

Di akhir ceritra, bapak Uskup justru tergugah dengan jawaban masing-masing dari kedua tokoh umat itu. Usai ceritra, bapak Uskup langsung berpesan kepada rekan-rekan Pastornya: "Jagalah agamamu baik-baik"...!

Jawaban dan pesan yang begitu singkat, ternyata sarat dengan makna. Ceritra humor terkesan tak sedap didengar tetapi bermakna positif. Hikmahnya selalu ada untuk orang yang berniat baik. Siapa pun bisa memaknainya dan hidupnya akan semakin berarti.

Seandainya, anak cucu Adam taat dan patuh setia pada larangan agama, entah apapun agama itu, nischaya, bumi ini hanya bermandikan cahaya keindahan hidup. Di dalamnya, hanya ada kasih, cinta dan damai...!

Jadi, sesungguhnya, hidup yang indah itu adalah, "jagalah agamamu baik-baik"...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar