Jumat, 09 September 2011

Tubuh Kristus, Tunggu Di Sakristi


"Memang lidah tak bertulang", demikian kata pepatah. Mulut cerewet selalu indentik dengan wanita. Kalau memang itu benar, ya, itu biasa. Tetapi, bagaimana kalau ada pria yang cerewet? Nah, ini baru kabar yang langka..!



Mulut usil, omong yang tak karuan bisa datang dari siapa saja dan jika itu menarik akan menjadi sumber berita. Tidak perduli, apa usilan itu datang dari mulut pria atau wanita. Asal punya nilai jual, ada makna dan pesan untuk publik. Ada hikmah yang bisa dipetik.

Mulut usil punya dampak. Yang fiktif bisa menjadi fakta. Yang isu bisa menjadi sumber gosip. Sebutan yang benar diplesetkan menjadi multi tafsir. Akhirnya berkonotasi negatif tapi dikemas dalam nada humoris.

Kali ini, mulut usil datang dari pria berstatus pastor. Di kala ada senda gurau di antara rekan sekolega, selalu ada saja tawa ria, pasti tak lepas dari ceritra lucu.  Seperti ceritra yang satu ini.

Ceritranya bermula dari sini. Katanya, ada seorang pastor di paroki 'antaberantah.' Ia memimpin perayaan ekaristi. Ketika jelang upacara menyambut komuni, ia memberi sambut.

Seperti biasa, barisan panjang umat Allah menjulur di jalur tengah antara deretan bangku duduk di Gereja. Mereka sedang antri menunggu giliran dan maju berbaris dua-dua untuk menyambut Komuni Kudus. Itulah santapan rohani buat jiwa-jiwa kawanan gembalaan Yesus.

Tiap kali memberi sambut, tatapan mata sang pastor tak pernah lepas dari wajah setiap anggota umat yang datang sambut. Entah, pria atau wanita. Saat memberi sambut, pastor selalu berucap:"Tubuh Kristus"...!

Entah apa yang di dengar. Apa jelas ucapan pastor yang didengar tapi wanita yang satu ini, saat giliran sambut komuni sudah terlanjur mendengar ucapan pastor kepadanya, 'bukan Tubuh Kristus, tapi 'tunggu di sakristi. 

Usai perayaan, wanita cantik itu langsung menuju ruang sakristi, ruang ganti pakaian liturgi, dan mau bertemu pastor. Dan apa yang terjadi?

Pastor pun kaget ketika wanita itu berkata, 'tadi saat sambut, pastor minta saya tunggu di sakristi? Pastor pun sempat bingung dan menduga, wanita itu sudah kurang dengar ucapan pastor tadi. 

Lalu, pastor menjelaskan kepadanya. Ucapan saya tadi bukan 'tunggu di sakristi tapi 'Tubuh Kristus"...! Oooooh..?..?...?...?

Apakah ini sebuah pelesetan atau salah tanggap? Siapa yang benar dan siapa yang salah? Yang berbicara atau yang mendengar? Yang jelas, ada distorsi komunikasi dan terjadilah erosi makna.

Terlepas dari ceritra ini, apa fiktif atau fakta, apa isu atau hanya sekedar gosip, tetapi tetaplah sebuah ceritra. Namun, di balik apapun ceritra, ada hikmah, ada pesan keselamatan.

"Hati-hatilah berbicara karena dari mulut yang sama, bisa keluar sabda yang menghidupkan atau sabda yang mematikan"....!

Begitu juga, dengarkanlah dengan sungguh-sungguh karena barangsiapa mendengarkan dengan sungguh-sungguh akan menyelamatkan nyawanya dan nyawa orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar