Sabtu, 17 September 2011

Wanita Itu Kawin Juga


Memang nasib tapi itu tidak berarti menjadi risiko atau beban hidup karena sudah menjadi konsekuensi dari sebuah pilihan hidup. Kalau orang komitmen dengan pilihan itu, pasti tetap survival.

Banyak orang sudah tahu, pastor tidak kawin, tidak mempunyai pasangan hidup untuk kawin dan berumah tangga. Hidupnya hanya untuk Tuhan dan Gereja.



Hubungannya dengan wanita-wanita yang terlibat dalam tugas pelayanan imamat masih dianggap wajar, sejauh sesuai dengan norma dan batasan-batasan yang berlaku.

Jika hubungan itu terjadi diluar kewajaran karena tidak sesuai dengan jabatannya, pasti mengundang isu dan gosip. Hidupnya akan menjadi 'buah bibir' kebanyakan umat di parokinya.

Kondisi dan suasana berpastoral tidak lagi kondusif akan berdampak, apakah pastor yang bersangkutan, masih bisa bertahan di paroki itu atau harus pindah ke paroki lain.

Pengalaman pastoral dalam masalah semacam ini sudah sering terjadi. Ada oknum pastor, terpaksa harus pindah dari suatu paroki ke paroki yang lain, lantaran ada kedekatan hubungannya dengan seorang wanita muda.

Anehnya, tiap kali pindah ke paroki yang lain, wanita itu tetap mengikutinya. Ia tinggal di rumah pastoran dan diberi tugas-tugas tertentu dalam karya pelayanan pastoral paroki.

Ketika ada komentar, isu dan gosip, bahkan ada pemuka umat datang secara pribadi untuk menyampaikan apa yang menjadi 'buah bibir' umat, pastor itu selalu memberi alasan, bahwa wanita itu adik saya, ponakan saya, anak dari kakak perempuan saya dan dia anggota keluarga saya.

Katanya, hubungan pastor dan wanita muda itu masih batas wajar tetapi kebanyakan umat sudah terlanjur peka menanggapi secara tidak wajar. Ada sikap apatis, ada umat tidak mau hadiri ibadah atau misa yang dipimpin oleh pastor yang bersangkutan.

Setelah agak lama, isu dan gosip itu menyebar luas di kalangan umat, terdengar kabar bahwa wanita muda tadi lagi jatuh cinta dengan seorang pemuda di paroki itu. Pastor itu juga tahu hubungan cinta yang terjadi dan merestuinya.

Setelah hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun hubungan cinta itu  berlangsung akhirnya, melalui pertemuan antara pihak keluarga wanita dan keluarga pria, ditetapkan tanggal pemberkatan nikah.

Lalu, siapa yang berkat nikah? Siapa lagi kalau bukan pastor yang sebelumnya digosipkan punya hubungan dekat dengan wanita tersebut. Saat pernikahan berlangsung, umat pun sempat berkomentar,'akhirnya wanita itu kawin juga....!

Ada hikmah yang bisa dipetik bahwa 'isu dan gosip bisa menjadi benar atau tidak benar tergantung bukti. Jangan terlanjur percaya kalau belum ada bukti'...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar