Jumat, 16 September 2011

Kawin Bukan Pakai Gigi


Hal yang unik, istimewa dan terkesan lucu, bahkan mustahil tidak luput juga dari perhatian seorang pastor dalam tugas pelayanannya. Terkadang ada kesan tidak mungkin, tetapi akan selalu mungkin jika ada usaha dan tekad.

Berbagai hal unik itu jika dilihat secara manusiawi memang mengundang tanya. Koq bisa, apa memang bisa, dan apa mungkin bisa dilakukan...? Keraguan seseorang bisa menutup segala potensi untuk suatu perubahan.

Pada akhirnya, apa yang tidak mungkin bagi manusia, selalu mungkin bagi Tuhan. Tergantung manusia, apa mau percaya adanya suatu kekuatan yang diberikan Tuhan dalam dirinya? Kekuatan itu dimanfaatkan untuk suatu perubahan yang lebih baik.



Perubahan hidup bisa terjadi pada siapa saja. Karena manusia adalah mahkluk yang berubah. Yang penting, perubahan itu menuju satu tujuan, yaitu, hidup sukses dan bahagia.

Sebagai manusia, ada pastor muda yang meragukan adanya suatu kenyataan hidup yang bisa berubah. Mungkin perubahan yang wajar dan normal, bisa dimahklumi, tapi bagaimana perubahan itu terjadi di luar batas usia manusia yang normal. Apa mungkin hal itu bisa terjadi?

Pengalaman pastoral yang satu ini, katanya agak unik, menarik dan terkesan lucu buat seorang pastor yang mengalaminya. Pengalaman itu bermula dari suatu pelayanan upacara nikah di sebuah stasi dalam parokinya.

Ketika ada persiapan dan pembinaan terakhir buat beberapa pasangan nikah, hadir juga satu pasangan yang agak menarik.  Selama kegiatan itu, pastor tadi hampir tidak lepas perhatiannya kepada pasangan tersebut. Ada apa dengan pasangan itu?

Ternyata, pasangan nikah itu berbeda usia yang sangat jauh. Jarak usia berbeda sekitar 40-an tahun. Pasangan pria berumur 70-an tahun dan pasangan wanita, 20-an tahun. Mungkin saja, dari sisi usia pria, umur pernikahan mereka tentu tidak berlangsung lama.

Kini, tergantung bagaimana mereka memaknai usia pernikahan yang mungkin saja singkat itu, tetapi benar-benar merasa dan mengalami hidup keluarga dan rumah tangga yang bahagia.

Nampaknya, pastor yang memberi berkat nikah masih penasaran dan sempat bertanya dalam hatinya, apa niat dan motif pasangan tersebut menikah dengan perbedaan usia yang begitu menyolok?

Usai upacara pemberkatan nikah, pastor muda tadi kembali ke pusat paroki. Rasa penasarannya akan pasangan nikah tadi,membuat pastor muda itu berbagi ceritra tentang pengalaman kunjungan pastoralnya kepada pastor kepala paroki, yang usianya sudah lebih tua.

Pastor muda tadi mulai berceritra. Saya sudah berkat nikah beberapa pasangan di stasi itu. Yang menarik bahwa ada satu pasangan di mana usia pasangan pria jauh lebih tua, rambut umban, mulut ompong, nyaris tak punya gigi lagi. Saya terharu melihat mereka.

Sebelum usai ceritra, pastor kepala paroki langsung berkomentar, 'ya, mengapa terharu? Mereka toh kawin bukan pakai gigi....! Mereka tentu punya cinta dan cinta itu membuat mereka yakin bahwa mereka akan hidup bersama dengan rasa bahagia.

Memang, cinta itu misteri, karena berasal dari Sang Maha Misteri..! Cinta tidak memandang usia, entah sudah jauh lebih tua atau masih mudah. Yang penting, pasangan tadi menyakini bahwa cinta yang mereka miliki adalah cinta Tuhan di dalam diri mereka dan mereka yakin, bahwa hidup perkawinan dan keluarga mereka pasti bahagia.

Cinta itulah, pada akhirnya membuat mereka memutuskan untuk kawin dan hidup berumah tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar