Selasa, 06 September 2011

Ketika Wanita Di Tempat Pengakuan

Apa gerangan yang terjadi di tempat pengakuan? Mungkin tidak banyak orang yang tahu dan memang tidak perlu tahu. Itu rahasia pengakuan.

Tetapi mengapa ada wanita harus bertutur, sesuai pengalamannya di tempat pengakuan? Ada kesan dan komentar mengalir dari tempat pengakuan.

Ada wanita bertutur, 'di tempat pengakuan, bukannya mengaku dosa tetapi saling curhatan. Aku curhat masalah pribadi dan keluarga. Pastor juga curhat masalah pribadi dan koleganya.

Ada peneguhan dan penguatan hidup. Ada kecocokan perasaan dan merasa senasib dalam suka dan suka. Di sana ada kepuasaan. Ruang curhatpun bersambung terus, tidak hanya di tempat pengakuan, tapi juga di luar tempat pengakuan.

Ada lagi wanita bertutur,' aku lebih suka mengaku dosa dengan pastor ini daripada dengan pastor itu? Pastor itu sudah sering aku kenal dan bertemu, kadang kala ada senda gurau. Jika aku mengaku dosa padanya, nanti rahasia prbadi jadi bahan sentilan dalam senda gurau.

Aku lebih memilih bapak pengakuan dari seorang pastor yang jarang aku kenal dan bertemu. Rasa lebih nyaman. Biar rahasia pribadi diketahui asal tidak menjadi sentilan untuk  bercanda karena jarang bertemu.

Ada juga wanita bertutur,'aku paling tidak suka mengaku dosa dengan pastor, yang menurut penilaian umat, pola pergaulannya dengan wanita lain yang terkesan akrab. Jangan-jangan ada sesuatu di balik keakraban itu.

Isu dan gosip yang kurang sedap turut mempengaruhi sikap umat, apalagi wanita, di kala mencari seorang bapak pengakuannya.

Terlepas dari kesan dan komentar seadanya ini, entah fakta atau hanya isu dan gosip, selalu ada hikmah pastoral di baliknya. Selanjutnya, bagaimana kita memaknainya untuk kehidupan iman umat dan penguatan hidup dan pelayanan pastor.

Memang, umat dan pastor adalah manusia. Selalu ada kemungkinan, ruang pengakuan dosa, tempatnya yang ditata agak tertutup untuk dipandang dari segala arah itu, bisa disalahgunakan untuk maksud di luar fungsinya.

Lain halnya kalau ada tempat pengakuan ditata begitu terbuka dan di pandang langsung oleh umat yang datang dan hadir untuk megaku dosa. Tentu, di ruang terbuka tidak ada ruang untuk isu dan gosip.

Kita berbenah..! Mungkin itu rujukan hati yang paling sejuk untuk merendam pikiran yang tidak sejalan. Mengarahkan hati yang berbeda rasa. Menuntun hidup yang bertentangan tujuan.

Semuanya kembali ke jalan yang sama, jalan yang satu, jalan menuju HATI YESUS. Di hadapan Sang Maha Kudus, kita sujud menyembah seraya mulut berucap doa:

"Tuhan, ampunilah dosa kami, sebab kami tidak tahu apa yang kami perbuat"....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar